TAKALAR TOPIK TERKINI.ID, Padahal dalam papan informasi anggaran tertulis panitia pembangunan sehingga sangat ironis kata sumber hingga patut dicurigai tipisnya kejujuran kepala sekolah.
Betapa tidak kepada siapa saja yang dijamin kejujurannya maka pasti semua yang harus terlibat dalam pelaksanaan proyek wajib dia fungsikan.
Terlebih proyek instansi negeri, baik itu anggarannya maupun yang besar seperti ini Rp.1 M lebih
wajib dilengkapi dengan panitia pembangunan agar dalam pelaksanaannya saling mengawasi.
Namun di SD Tana-tana kecamatan polombangkeng selatan kabupaten takalar, justeru terjadi sebaliknya, panitia pembangunan bagai pelengkap belaka alias jadi penonton saja.
Betepa tidak kata sumber, pelaksanaannya mulai dari belanja material hingga penarikan anggaran di bank, semuanya dikabarkan dalam kendali oknum kepala sekolah, praktis bendahara hanya jadi pancangan ibarat boneka.
Oleh karena panitia hanya sebatas jadi penonton sehingga kepala sekolah diduga smaunya menggunakan keuangan negara, walau ketentuan yang berlaku mengatur pelaksanaan melalui panitia tetapi karena tekanannya sehingga tidak ada yang berani menegurnya.
Akibatnya penggunaan material bangunan tidak lewat petunjuk tekhnis, seperti pembesiannya dari sejumlah gedung, UKS, Ruangan Guru, WC masing-masing menggunakan besi 12 biasa.
Kondisi ini sangat ironis terlebih kalau dibandingkan dengan sekolah SLTA lain dengan revitalisasi yang sama menggunakan besi ulir ukuran 13 SNI.
Begitu juga baja ringan jenis kanal C yang di pancang pada rangka kuda-kuda juga tidak memenuhi standar, kelihatan
sangat tipis hingga tidak dijamin bertahan lama dinikmati masyarakat.
Bertentangan dengan kehendak pemerintah menunjukkan niat baiknya menurunkan anggaran besar agar penggunaannya tidak salah sasaran hingga menciptakan kualitas yang kuat.
Tetapi faktanya berkata lain, atau harusnya menggunakan rangka baja kanal C merek maxi yang ukurannya lebih tebal untuk tidak mudah berkarat.
Tidak hanya itu informasi menyebutkan bahwa ada indikasi rekayasa pembelajaan material bangunan yang dilakukan oleh kepala sekolah seperti terdapat nota kosong pembalanjaan dari toko hingga menimbulkan kecurigaan terjadi permainan kong kalikong untuk meraup keuntungan besar kepala sekolah.
Kepala SD Tana-tana, Hj.Salma Lette yang dikonfirmasi via whatsAppnya rabu 17/9-2025 ngaku merasa tidak bersalah seraya mengatakan informasi itu tidak ada yang benar, alasannya panitia pelaksana katanya semuanya ia fungsikan.
Selain itu kepala sekolah minta menghubungi ketuanya, entah siapa ketuanya itu karena pelaksanaan proyok tidak dikenal istilah ketua.
MaggarisiSaiyye (Bersambung)
Social Header