Betapa tidak tanda tangan yang ditunjukkan kepada wartawan saat dikonfirmasi beberapa pekan lalu di kantornya Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Gowa, terlihat lebih halus rapih dengan tanda tangan tahun 2017 kelihatan kasar tarikannya seperti layaknya ditiru.
Namun tidak diketahui pelakunya kecuali dua tanda tangan lainnya yakni ; Muhammad Dio Keyko Wirawan Lurah Bontoramba saat itu dan Abdullah Mabe Kepala Lingkungan Campagaya.
Seperti diberitakan beberapa kali sebelumnya media ini bahwa perjanjian hibah atas nama Kalepu Dg.Ngunjung kepada Musa Dg Nuru dengan luas tanah 2.646 meter.
Dengan luasan tersebut menjadikan tanah milik Reppa Dg Ranrang yang terletak dalam Lingkungan Campagaya Kelurahan Bontoramba Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa dalam SPPT tersisa 1.345 meter dari luas 3.991 meter.
Dengan perjanjian hibah tersebut kata ahli waris Reppa Dg Ranrang diperkirakan sebagai pemicu luasan tanah tersebut berkurang drastis sekali gus berpotensi mencelakai pemiliknya.
Persoalannya setiap kali wahli waris berusaha menggabungkan kembali luasan tanahnya menjadi 3.991 meter, Musa Dg Nuru lebih memilih pertumpahan darah.
Seperti dialami Mursalim Dg.Rola ahli waris Reppa Dg Ranrang, diancam ingin dipotong-potong oleh Musa Dg Nuru Via Ponselnya beberapa pekan lalu kalau mau mengalihkan luasan tanahnya yang sudah terlanjur tertulis dalam SPPT atas nama Musa Dg Nuru.
Dari ancaman tersebut hingga kini semakin menarik perhatian di bilangan kecamatan Bontonompo Selatan terlebih perjanjian hibah terbit tanpa persetujuan pemiliknya yang sah.
Saat Camat Bontonompo Selatan tahun 2017 dikonfirmasi wartawan beberapa hari lalu di kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Gowa seraya ditunjukkan tanda tangan diatas perjanjian hibah, Mappatangka Azis menyangkali dengan menunjukkan tanda tangan pembanding terlihat perbedaan, tanda tangannya saat ini terlihat halus seperti profil sedangkan tanda tangan di perjanjian hibah itu terlihat kasar sama seperti tiruan.
Maggarisi Saiyye
Social Header